Menjalan kilang BBM, apakah itu kilang lama atau kilang baru perlu persiapan yang baik, detail disesuai tahapan kondisi operasi kilang.
Semua peralatan kilang, alat bantu operasi, manpower dari tim yang terlibat (tim Operasi, Maintenance, HSSE, Lab, Logistik) harus siap. Dukungan analisa dan hasil laboratorium, material operasi (feed, chemicals, katalis) safety, pemeliharaan serta tim pendukung lainnya tepat waktu, membantu saat diperlukan. Yakinkan telah diinformasikan dan ikut stand by selalu siap disaat dibutuhkan operasi.
Pengawasan Start-up juga diperlukan. Hal ini membantu mengontrol dan mengingatkan operasi alat dan unit agar senantiasa SOP dan rencana semula. Start-up dibantu pengawasan teliti, membantu terjaganya kehandalan, safety dan performa operasi alat agar bisa beroperasi kerja jangka panjang. Pengawasan oleh senior yang terlatih dan handal.
Bila ada pekerja baru mereka belum cukup mengenal karakter operasi unit dan alat tersebut. Bagi mereka, diperlukan “perhatian dan pelatihan yang cukup”. Start-up bisa sebagai bahagian pelatihan bagi tim baru. Start-up Kilang itu termasuk kegiatan yang jarang dilakukan, terutama bila kilang tersebut handal.
Persiapkan Start-Up bisa jadi agenda pelatihan dan evaluasi membangun team work. Melatih pembiasaan kerja teliti, detail dengan penuh kehati hatian. Pasca Start-up, lakukan evaluasi apa yang perlu dilakukan improvement untuk yang akan datang.
Lakukan Evaluasi Kemampuan Tim Operasi Kilang secara reguler. Kemampuan Perorangan, Kelompok, Beregu per Unit Proses atau per Section Head secara berkala, termasuk terhadap tim lama maupun bila ada anggota tim operasi yang baru. Setidaknya selalu dilakukan refreshing terhadap para pekerja tenteng prosedur operasi. Hal demikian perting mengingat start-up di kilang yang handal, dilakukan bisa 2 tahun sekali atau lebih lama dari itu.
Skill dan kompetensi tim operasi harus optimal siap tugas. Yang diukur reguler “kesiapan perorangan, tim terhadap ‘methoda operasi unit, alat dan siap mengatasi in case of emergency’ Ini berlaku untuk unit lamanya ataupun baru dan detail peralatannya tersebut.
Intinya untuk mencegah kegagalan operasi atas asset investasi yang mahal. Kegagalan demikian sering terjadi diawal startup kilang baru.
Bila ada Unit proses baru, dan Team Operasi Kilang Baru, maka yang menjadi pertanyaan, bagaimana mungkin tim baru yang baru belajar – bekerja, mengukur hasil kerja konstruksi kontraktor dan vendor peralatan baru serta bagaimana melaksanakan proses finalisasi kontrak project ??
Bisakah demo dilakukan Start-up dan Operasi Kilang dengan kapasitas design dan performance test awal sesuai design atau lebih sesuai tolenransi design yang dijanjikan?.
Bila tim commissioning dan startup masih belum matang dan mungkinkah kilang akan disibukkan oleh kegagalan dan perbaikkan tata cara operasi dabil perbaikkan karena belum mahir??.
Semua itu perlu dijawab. Lakukan Pelatihan Dengan Methoda yang Benar, Teliti, Terukur, mengenalkan batasan operasi design alat, unit, perilaku proses, cara operasi sesuai design alat dan unit proses dan kharakter konstruksi alat yang perlu dijaga, dicermati saat operasi dan lakukan assessment bertahap atas pertumbuhan ‘pemahaman dan kemampuan kerja‘ per-orangan dan team work capability.
Kegagalan awal operasi kilang baru sampai menjadi handal operasi dan seterusnya sering digambarkan sebagai kurva – ‘cekungan’ – kehandalan operasi diawal start-up kilang baru, turun, mendatar dan naik kembali kehandalan – bila sudah makin mahir. Hanyua berapa lama kilang merugi babak belur start-stop-start lagi diawal bila tidak mahir
(Kegagalan Dini pada Bath Curve turun kebawah balik keatas setelah mahir).
Cegah frekwuensi gagal operasi karena factor kurangnya pelatihan, hanya bisa diminimasi melalui membangun kesiapan tugas operasi tim startup secara baik. Ini bahagian dari investasi kilang yang besar dan cukup mahal.
Bekali fondasi kerja tugas operasi kilang. Berikan basic knowledge – ilmu process, kenalkan Teknologi Unit Process (Proses Kiia, Proses Fisika, Katalis, Peralatan dll), data parameter design for operational concern, soft skill and hard skill development berlatih pada unit sejenis agar tidak asing untuk mengoperasikan kilang baru tempat tugas sejenisnya.
Bila ada Simulator DCS, itu membantu memahami soft skill operasi, parameter proses, emergency, sebelum sampai tahapan real operation skill di area field.
Pelatihan hanya berbekal DCS Simulator, berbeda sekali, khususnya bagi yang belum pernah bertugas di Kilang tersebut. Kalaupun tahu, bukan berarti bisa atau mampu, apalagi secara beregu dilapangan. Namun sangat mempercepat untuk mengenal karakter proses.
Tetap perlu sekali mengenal dan berlatih detail tentang lokasi, bentuk peralatan, dan kenali karakter peralatan terpasang dilapangan. Adakan pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas dalam setiap kelompok pekerja.
Uji kekuatan perorangan dan kelompok. Hindari coba coba start-up tanpa skill team work terukur. Resiko kerusakan investasi perusahaan adalah hasil dari setiap kecerobohan keputusan tersebut.
Susun rencana pelatihan. Buat organisasi dan struktur tugas dan tanggung jawab. Beri pembekalan, bangun basic knowldge, softskill & hardskill operasi dan peralatan kilang dengan cermat dengan methoda yang tepat. Ikutkan magang operasi, presentasi serta uji pemahaman, laksanakan sampai dengan para pekerja betul betul siap untuk tugas commissioning, startup serta operasi kilang barunya.
Setelah lolos assessment, tugas tim baru beru tugas orientasi lapangan, memulai persiapan pre-commissioning, commissioning, startup, operasi, kendali safety operasi kilang dan kendali aspek lingkungan, pengatur arus minyak bahan baku s/d produk, menyiapkan rencana dan keperluan harian operasi serta didukung tim.
Sebelumnya pilih pekerja berpengalaman yang dinilai cukup memiliki kompetensi untuk mampu bertugas sebaga pendampingi disaat awal, maka tugas berikut telah menunggu, diantaranya :
I: Persiapan (Jauh sebelum Start-up)
4. Penugasan di kilang baru. Tim ditugaskan di kilang barunya 6-5 bulan sebelum kilang tersebut dioperasikan untuk turut memeriksa, familiarisasi detail alat, membantu kesiapan start up dan setup detail dokument untuk kesiapan dioperasikan. Persiapan utamanya memerluka sekitar 50% kelompok senior dari tim start-up tersebut aktif dilapangan.
PS: Jangan lupa persiapan paket pelatihan simulasi bila terjadi berbagai gangguan sarana utilitie ,seperti gangguan pasukan steam, gannguan pasokan udara instrumen, power plant shut down / black out, kebakaran dll sebelum start-up.
II: Tahap Pelaksanaan (Menjelang Fase Commissioning Kilang)
Startup. Start-up hanya dimulai bila tidak ada keraguan, baik aspek teknis, kesiapan personil, kelengkapan dan kesiapan prosedur dan administrasi perizinan, pemahaman akan prosedur emergency, simulasi prosedur emergency telah dilakukan dan disemua hal lainnya, termasuk aspek legalitas kontrak harus serba jelas dan tidak ada keraguan.
Citra Keberhasilan royek Baru. Kegiatan sukses strat-up dan operasi normal sangat penting karena disaat start-up menghendaki semua pihak harus fokus, sinkron dengan tugas masing masing kegiatan arus minyak (unit upstream dan downstream kilang baru serta market), mendukung start-up yang untuk pertama kali dan keberhasilannya jadi bukti bahwa kilang baru, dengan karakter unit masih asing, belum dikenal secara khusus, bisa dioperasikan secara aman. Proyek Baru bisa dinilai berhasil bila startup dan operasi berjalan lancar.
Satu keteledoran, akan menyebabkan mundur, dan biaya tinggi. Bagi Kilang yang besar, aspek pasokkan bahan baku, dan komitment supplai produk ke pasar juga harus dipenuhi karena itu disiapkan sejalan dengan jadwal pembangunan penyelesaian kilang.