Tahapan Membangun Kilang sampai Operasi Normal [Ringkasan]
Kilang BBM harus ‘Produktif’. Operasi harus lancar, aman, handal berkesinambungan. Produksi lancar, selalu tersedia di Pasar, memenuhi kebutuhan konsumen ‘secara stabil‘. Agar Dipercaya Pelanggan.
Kilang dibangun dengan “Standard Engineering yang baik, agar handal, mampu dioperasikan kontinyu. Dijalankan dan dirawat oleh Team Operasi dan Pemeliharaan yang terlatih.
Peralatan dengan Standard Engineering Kilang Internasional yang baik, dirawat oleh Para Pekerja terlatih dibidang nya mencegah rusak saat operasi, tercegah dari kebakaran atau ledakan karena lalai.
Semua Peralatan kilang dipilih dari pabrikan yang terbaik, dan Teknologi Peralatan berkualitas. Pengoperasian mudah, handal dan perawatan bagus mampu dioperasikan jangka panjang.
Perlu “Investasi Training – Membangun Team Operasi yang berkemampuan profesional untuk menjalankan kilang 7×24 jam, 365 hari per tahun, berketerusan kilang tanpa stop, sampai jadwal perawatan kilang (berkala) tanpa mengganggu suplai produk ke pelanggan. Team bekerja secara bergilir.
.Untuk pertama kali, team operasi harus “mempersiapkan” agar kilang siap untuk operasi secara baik. Dilakukan line-up seluruh system peralatan perlipaan, intrumentasi, electrical system, bahan operasi dan safety yang diperlukan. Memeriksa “kesiapan peralatan dan punch list items” yang perlu di perbaiki / dilengkapi sebelum operasi. Mempersiapkan peralatan agar dalam kondisi siap operasi dan SOP semua serta cheklist test dan operasi pertama. Mensupport keguatan final kontraktor saat melakukan Pre-Commissioning per peralatan dan per paket alat dan unit.
Setelah itu, melaksanakan Persiapan Commissioning, seperti menyiapkan semua dokument operasi pertama kali seperti drying-out, heat-up air freeing, test run serta mempersiapkan keperluan operasi peralatan, bahan kimia, utilitas, sarana safety dan mengkomunikasikan dengan team pendukung lainnya untuk siap operasi dan support kegiatan yang akan dilakukan. Banyak kegiatan yang perlu dirinci dan terjadwal baik.
Sebelum Real Commissioning dan Satrt-up, perlu dilakukan ‘Emergency Simulasi Besar’ terpadau seluruh team. Ower + Kontraktor + Lainnya dengan topik “Incase Of Emwergency Or Big Fire”. Prosedur Emergency di komandoi Pejabat / Leader terkait sesuai peraturan Perusahaan.
Prosedur Emergency In Case Of Fire, disusun dan berlaku saat kilang akan beroperasi perdana, (Sebelum Oil and Fuel In ke Kilang untuk operasi Unit Kilang Baru). Sebelumnya dilakukan simulasi bersama tersebut.
Pasca simulasi, dilaksanakan Commissioning, dan dimulai periode Ready For Start-up. Start-up dan operasi perdana, dilaksanakan team operasi (Team CSU), disupport Team Process Engginering, Process Licensor, Kontraktor, Vendor dan Team Support terkait serta lainnya yang terkait dengan operasi kilang.
Pada saat fase konstruksi berjalan, perlu segera dipersiapkan manpower yang akan engoperasikan kilang. Tim yang dibangun termasuk semua tim pendukung pada operasional kilang tersebut.
PELAKSANAAN PERSIAPAN MANPOWER CSU
Waktu yang tepat persiapan dilaksanakan paralel dengan pembangunan kilang, kemudian ada training, magang dikilang sejenis da lainnya. Seua persiapan harus selesai paling lambat 3 bulan sebelum kilang tersebut commissoning.
Tujuannya agar tim baru bisa turut memeriksa peralatan baru sambil mengenal detail serta menyusun persiapan CSU secara kelompok tugas tugas untuk kilang baru tersebut seperti yang ditetapkan
Sebelum – Fase KONSTRUKSI – Kilang BBM, Petrokimia, atau Industri, umumnya diawali dari adanya ‘kebutuhan pasar’ atas produk. Kilang dibangun guna memenuhi hal tersebut dan dinilai ada potensi bussines ‘penghasil laba’, yang mampu “penutup biaya investasi, operasi dan memberi profit yang diinginkan”.
Kajian ke-ekonomian investasi, biaya operasi, laba jadi, bahan keputusan. Pemilihan unit proses yang perlu, kajian pasokan untuk kilang dan distribusi produk serta dukungan lingkungan.
Dimulai dengan ‘Study kebutuhan pasar dijadikan peluang untuk memproduksi produk’, dikaji kemungkinan untuk membuat study kelayakan pembangunan kilang baru. Kajian berlanjut sampai pada pilihan pembuatan proses flow diagram yang akan dipilih, diikuti bahan baku, intermedia, dan sampai produk serta alternatif unit proses (Serta lisensinya) yang akan dibangun dilengkapi sarana dan unit pendukungnya.
Sarana Pendukung lainnya, meliputi jalur pasok bahan baku (Pipa dan Dermaga), Utilitas yang harus dibangun, serta Pengolahan Limbah lingkungan yang sesuai ketentuan hukum yang berlaku serta sarana tampung dan penyaluran produk ke area pemasaran. Kajian biaya operasi dan seua biaya terkait, diperhitungkan. Faktor keekonomian menjadi penentu.
Kajian Pilihan Teknologi, Kajian Keekonomian, Tatawaktu sampai pemilihan Licensor, Vendor, Kontraktor menjadi penentu feasibitas ke-ekonomian tersebut. Level kajian sejak awal, mulai dicari investor pendukung dana.
Selama fase konstruksi, disiapkan kontrol pengawasan dan kontrol kualitas dan perizinan yang diperlukan secara bertahap.
Semua berlagsung sampai tahap akhir, bahwa semua fasilitas yag dinagun siap untuk Commissioning Awal, siap test operasi secara parsiap peralatan atau secara unit proses.
Siapa yang akan menjalankan Kilang Baru tersebut ?. Semua perlu disiapkan, yaitu Steam Commissioning, Start-Up dan Operasi pihak Owner (Pemilik Asset Kiang Tersebut). Dalam hal demikian, diperlukan mampower yang berkualitas profesional sebagai pemeran utama jangka panjang dalam operasi kilang.
Setelah ‘Fase Study dan Design, Pemilihan Unit, Peralatan dan Pelaksanaan pembangunan – atau Fase Konstruksi’ oleh Kontraktor yang telah ditetapkan (mungkin pasca Tender), kilang mulai dibangun.
Pasca ‘Fase Konstruksi’ mulai dilakukan ‘Pemeriksaan Peralatan bertahap oleh para inspector dan team quality control project, Instrument Engineer dan ahli rotating equipment vendor dan pemeriksaan oleh para Process Licensor yang didampingi ahli dari wakil tim pemilik (owner). Owner menugaskan sebagian dari Team CSU senior yang berpengalaman.
Secara parsial atau serangkaian peralatan. dipemeriksa, apa masih ada punch-list (outstanding item) yang harus diperbaiki. Kemudian dilakukan pembersihan antara lain, seperti – bekas Hydrostatic test, Cleaning, Blowing, draying. Dilakukan Pre-Commissioning setiap peralatan untuk mencek readiness versi kontruksi sebelum dinyatakan siap untuk dioperasikan, diserahkan pada team Commissioning dan Start-up.
Setelah diperiksa dan diperbaiki semua temuan atas kekurangan saat konstruksi, dimulai Commissioning dan Start-Up, Plant Test dan Acceptance Test secara bartahap atau paralel Unit by Unit Proses. Umumnya diawali dari sarana utilitas utama kilang. Diikuti Utilitas unit proses kilang dan flare line.
Untuk melaksanakan Tugas CSU (Tugas Pre-Commissioning, Commissioning, Start-Up, Normal Operasi, Plant Test serta Acceptance Test, Team CSU berperan penting.
Sejak dibentuk Team CSU dari hasil seleksi, dilaksanakan pelatih [Training] secara ‘perorangan dan kelompok’ agar mampu dan siap mengambil alih tugas operasi kontraktor sejak awal. Diharapkan sejak sebelum Tahap Pre-Commissioning, line-up memeriksa semua peralatan mewakili owner (pemilik) sambil familiarisasi semua peralatan.
Karenanya Pelatihan dilaksanakan paralel dengan kegiatan konstruksi proyek. Sedangkan Kegiatan konstruksi berjalan ‘cukup lama’. Bila diringkas, tahap finalnya sebagai berikut: